Kunci Utama Mendapatkan Kesempurnaan Pahala Infak

Berinfak adalah salah satu amalan yang mampu mendatangkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kegiatan baik ini biasanya merupakan rutinitas yang dilakukan oleh orang-orang yang berlapang dada. Bukan tanpa alasan, pasalnya dalam berinfak kita harus mengeluarkan materi dan memberikannya secara cuma-cuma pada mereka yang membutuhkan.
Meski sejatinya hal yang kita lakukan ini lebih baik dari pada penerima manfaat, namun tetap saja wajib bagi kita untuk selalu menjaga perasaan mereka. Bukan tanpa alasan, menjaga perasaan penerima manfaat infak dengan tidak menyebut-nyebutnya kembali adalah salah satu sikap yang wajib dihadirkan dalam jiwa setiap Muslim.
Sebagaimana dalam Al – Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang berbunyi sebagai berikut,
“Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al – Baqarah ayat 262)
Ayat di atas menjelaskan tentang sikap yang seharusnya dilakukan oleh orang yang memberikan infak. Sikap ini harus dijaga agar pahala infak bisa didapatkan dengan sempurna. Berinfak dengan tidak menyebut-nyebut kembali apa yang telah dikeluarkan terutama di hadapan penerimanya mampu menjauhkan kita dari azab Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagaimana tidak, menyebut-nyebut infak yang telah diberikan memungkinkan penerimanya merasa tidak enak.
Bahkan, ada beberapa orang yang mungkin merasa sakit hati dengan hal yang telah kita lakukan ini. Tentu, sikap ini bukanlah perkara yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka dari itu, hendaknya kita harus berlapang dada ketika telah memutuskan untuk berinfak. Dengan begitu, pahala dari Allah Ta’ala terhadap apa yang kita perbuat bisa tersampaikan dengan baik dan tepat.