Mengenal Seburuk-Buruknya Manusia Menurut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

Membina hubungan dengan orang lain tidak selalu berjalan mudah. Perbedaan sifat dan latar belakang sering kali menjadi halangan. Meski pun begitu, manusia adalah mahluk sosial. Maka, setiap di antara kita pasti akan membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Namun, ada kalanya bantuan yang diberikan tidak disertai dengan niat yang tulus. Beberapa di antara manusia justru memiliki tujuan tertentu yang sering kali bersifat individual.
Tidak jarang, hal tersebut menjadi pemicu utama mengapa seseorang menjadi sosok yang bermuka dua. Pada kenyataannya, sikap ini adalah hal yang sangat dihindari oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pun begitu sering menganjurkan umatnya untuk dapat menjauhkan diri dari sifat buruk tersebut. Sebagaimana diketahui dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Kalian akan menjumpai seburuk-buruk manusia, yaitu orang yang bermuka dua, dia datang kesini dengan satu sikap dan bila datang ke yang lain dengan sikap yang lain.” (HR. Muslim no. 4716)
Hadist di atas menjelaskan tentang pandangan Rasulullah terhadap sikap manusia yang dinilai buruk oleh beliau. Sikap tersebut adalah bermuka dua. Muka dua adalah sikap di mana seseorang memiliki dua sifat yang berbeda tatkala bertemu dengan orang lain. Di hadapan orang tersebut, dia dapat berlaku manis dan sopan. Sementara, ketika orang tersebut pergi dia pun bersikap sebaliknya yakni mengumpat atau bahkan menggunjing bersama orang lain.
Sungguh, hal tersebut adalah seburuk-buruknya sifat yang pernah ada dalam diri seorang manusia. Begitu buruknya hingga sifat ini termasuk pula dalam salah satu penyakit hati. Umat Islam diimbau untuk waspada dalam menghadapi orang dengan sikap tersebut. Hendaknya kita memiliki kemampuan untuk menilai diri seseorang yang sebenarnya. Jangan sampai kita dengan mudah terhasut dengan sikap manis orang lain yang sejatinya hanyalah sebuah kepura-puraan saja.