Waspada, Hal Sederhana Ini Banyak Membuat Umat Islam Terkena Fitnah

Hubungan manusia dengan manusia lainnya termasuk dalam jenis hubungan yang rumit. Bagaimana tidak? Keadaan hati dan perbedaan latar belakang sering kali menjadi penyebab utama dari kesulitan yang mungkin timbul. Meski sejatinya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan namun tentu saja tidak akan pernah lepas dari kemungkinan munculnya perselisihan. Salah satu hal yang dapat menjadi pemicu dari perselisihan adalah pujian.
Tentu Kawan akan sedikit kebingungan bukan? Pujian bisa saja merupakan ungkapan untuk menghargai prestasi seseorang. Namun, tak banyak yang tahu bahwa pujian yang dilakukan secara berlebihan sejatinya bukanlah hal yang dianjurkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan mengajarkan umatnya untuk tidak termakan dalam pujian palsu. Dari Hammam bin al-Harith radhiallahu ‘anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah pernah bersabda,
“Jika Engkau melihat orang yang memuji, maka taburkanlah debu di wajahnya” (HR Muslim No. 3002)
Hadist di atas menjelaskan tentang cara untuk menghadapi pujian berlebihan dari seseorang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata bahwa orang-orang yang gemar menebar pujian palsu hendaknya menerima siraman debu atau pasir dari orang yang mendengarnya. Hal tersebut dilakukan bukanlah tanpa dasar. Puji-pujian sejatinya hanyalah menjadi hak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia yang Maha Esa dan Maha Segalanya. Umat Islam dianjurkan untuk dapat selalu memuji kebesaran-Nya.
Sebaliknya, pujian yang diberikan kepada orang lain tepat di hadapannya justru dapat membuat orang tersebut celaka. Bagaimana tidak? Mendengar pujian atas diri sendiri dapat menimbulkan ujub dan fitnah terutama jika sebenarnya pujian tersebut tidak ada pada dirinya. Hal ini dapat membuat seseorang menjadi sombong. Umat Islam dianjurkan untuk menjadi pribadi yang rendah hati. Bahkan, ketika mendengar pujian untuk diri sendiri hendaknya hal tersebut harus ditolak.