Menyikapi Rasa Sakit Hati dengan Menggapai Rahmat Allah Ta’ala

Perselisihan antar sesama adalah salah satu hal yang cukup sering terjadi. Penyebab utamanya adalah kesalahpahaman yang timbul akibat lisan yang tidak terjaga. Namun, sesama umat Islam kita dianjurkan untuk dapat menjaga hubungan tali silaturami. Oleh karena itu, saling memaafkan satu sama lain adalah hal yang sangat dianjurkan untuk sesegera mungkin dilakukan.
Meski pun begitu, kadang kala hati setiap manusia menyimpan rasa yang berbeda. Ada yang cepat memaafkan namun ada pula yang masih menaruh dendam mendalam. Sejatinya, terkait hal ini kita wajib menyerahkannya kepada Allah semata. Bukan tanpa sebab, pasalnya mengikhlaskan dan menyudahi pertikaian dengan cara memaafkan sesama nyatanya mampu menjadi penyebab datangnya rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hal ini sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an bahwasanya Allah berfirman,
“Dan jika kamu memaafkan mereka dan tidak memerahi serta mengampuni mereka maka sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS At Taghabun: 14)
Ayat di atas menjelaskan tentang janji Allah Ta’ala pada hamba-Nya yang mampu bersabar atas rasa sakit hati yang tengah menimpanya. Bagi mereka yang mampu berlapang dada memaafkan sekaligus menyudahi perselisihan Allah akan menurunkan ampunan dan rahma-Nya yang teramat besar. Hal tersebut sejatinya merupakan sebuah penghargaan yang Allah Ta’ala berikan pada hamba-Nya.
Penghargaan tersebut hanya dapat diraih oleh mereka yang mampu menahan gairah untuk tidak serta merta tersulut amarah serupa. Kemampuan ini akhirnya dapat menyelamatkan hubungan antar sesama yang terlanjur bersitengang. Begitulah sejatinya balasan Allah pada mereka yang bersabar atas perselisihan. Allah Subhanahu wa Ta’ala begitu mencintai hamba-Nya yang berupaya sekeras mungkin menjaga hubungan silaturahmi antar sesama.