Ramadan

Kualitas Ibadah yang Terjaga, Harapan Rasulullah di Bulan Ramadhan

Kembali berjumpa dengan Ramadhan merupakan rejeki sekaligus berkah dalam hidup kita. Bagaimana tidak? Allah Subhanahu wa Ta’ala sejatinya telah memberikan kesempatan pada kita untuk dapat mensucikan diri kembali sekaligus menimba pahala dari setiap amalan baik yang kita lakukan. Itulah mengapa Ramadhan dinilai sebagai bulan suci yang istimewa. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk dapat merendahkan hati memperbanyak harapan pada Ilahi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sejatinya merupakan utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan tak pernah sedikit pun lupa menghias lisannya dengan ragam harapan pada Allah. Terutama di awal Ramadhan, beliau diketahui kerap menghaturkan permintaan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Salah satu doa yang disinyalir sering kali dibaca oleh beliau adalah sebagai berikut,

“Allâhummaj’al shiyâmî fîhi shiyâmash shâimîn, wa qiyâmî fîhi qiyâmal qâimîn, wa nabbihnî fîhi ‘an nawmatil ghâfilîn, wa hablî jurmî fîhi yâ Ilâhal ‘âlamîn, wa’fu ‘annî yâ ‘âfiyan ‘anil mujrimîn.”

Artinya:
“Ya Allah, jadikan puasaku di bulan ini sebagai puasa orang-orang yang berpuasa sebenarnya, shalat malamku di dalamnya sebagai orang yang shalat malam sebenar¬nya, bangunkan daku di dalamnya dari tidurnya orang-orang yang lalai. Bebaskan aku dari dosa-dosaku wahai Tuhan semesta alam. Maafkan aku wahai Yang Memberi ampunan kepada orang-orang yang berbuat dosa.”

Doa di atas merupakan doa yang sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat telah melewati hari pertama Ramadhan. Beliau tak pernah mengharapkan apa pun kecuali pertolongan Allah untuk membantunya menjaga kualitas ibadah di bulan suci. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memohon pada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar diberikan kemampuan untuk menjaga ibadahnya baik puasa mau pun qiyamul lail.

Tidak hanya itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga tidak lupa untuk memohon ampun pada Allah. Sungguh beliau adalah orang yang berhati mulia. Rasulullah adalah utusan Allah dan sudah dapat dipastikan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam masuk Surga bahkan tanpa pernah melewati proses hisab. Namun, Rasulullah tidak lupa untuk terus memohon ampunan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Begitulah sejatinya kepribadian yang mulia dari beliau. Bagaimana mungkin kita yang manusia biasa lupa memohon ampun pada Allah?

Related Articles

Back to top button