Hati dan Amalan Saleh Pembeda Manusia di Mata Allah Ta’ala

Harta adalah salah satu cara bagi seseorang untuk mendapatkan perhatian dunia. Bergelimang harta juga kadang kala mampu menjadi faktor utama tumbuhnya kepercayaan satu orang pada orang lain. Meski kenikmatan dunia ini dapat menjadi miliki kita, namun sejatinya harta hanyalah sekedar titipan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Bahkan, keberadaan harta sama sekali tidak membuat Allah menjadi lebih peduli pada kita kecuali mampu membelanjakannya di jalan yang diridhai-Nya.
Hal serupa juga telah berkali-kali diisyaratkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist riwayat dari Abu Hurairah rahiyallahu ‘anhu yang berkata bahwasanya Rasulullah pernah bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan umatnya untuk tidak terlalu mencintai harta. Bukan tanpa alasan, pasalnya Allah Subhanahu wa Ta’ala sama sekali tidak membeda-bedakan hamba-Nya berdasarkan perhiasan dunia tersebut. Tepat sekali, keistimewaan seseorang bisa Allah dapati dari hati yang terpelihara dalam dirinya dan juga amalan-amalan saleh yang menjadi rutinitasnya. Hati adalah pusat dari seluruh pikiran dan aktifitas yang dilakukan manusia.
Hati dapat membuat manusia menjadi kaya manfaat atau justru sumber mudharat. Maka dari itu, memelihara hati dari hal sia-sia wajib kita lakukan. Tidak hanya itu, pandangan Allah terhadap kita juga dipengaruhi oleh setiap amalan yang kita lakukan. Baik yang dikerjakan kepada Allah Ta’ala atau pun mendatangkan manfaat bagi sesama, amalan saleh mampu menjadi pembeda satu orang dengan orang lainnya di hadapan Allah. Maka dari itu, pastikan selalu bahwa diri kita mempergunakan kesempatan hidup yang ada untuk memperkaya amalan saleh.