Kemanusiaan

Cara Jitu Menghadapi Celaan Orang Lain A La Imam Syafi’i

Dalam kehidupan sehari – hari tentu tidak semua orang menyukai diri kita. Kondisi ini bahkan bisa semakin parah terjadi terutama di kala kita tengah berada dalam kesuksesan. Seketika berdatanganlah orang yang mencela, gemar menjatuhkan, dan juga menggunjing. Lantas, sikap seperti apa yang sebaiknya bisa kita lakukan?

Jika mengikuti hawa nafsu, sudah tentu hati ini ingin mendebat. Ya, membalas perkataan orang yang mencela mungkin saja dapat memuaskan hati kita. Namun, tentu saja hal tersebut justru tidak menjadikan kita lebih baik dari mereka. Oleh karena itu, perlu kiranya bagi kita untuk bisa meniru gaya Imam Syafi’i tatkala menghadapi celaan.

Imam Syafi’i terkenal akan pribadinya yang baik, ibadahnya yang istiqomah, dan juga akhlaknya yang luhur. Di zamannya, ia memeroleh penghormatan yang tinggi sehingga banyak sekali orang yang tidak menyukai keberadaannya. Hal ini akhirnya mengundang celaan dari orang – orang yang iri terhadap dirinya.

Lantas, apa yang ia lakukan? Tanpa mendebat, beliau melontarkan:

“Katakanlah sekehendak hatimu dalam mencela kehormatanku. Sebab diamku terhadap para pencela merupakan jawaban. Bukannya aku tidak mampu menjawab tantangan kalian. Namun, tidaklah pantas seekor singa memenuhi undangan bertarung seekor anjing.”

Ya, dari pengalaman Imam Syafi’i dapat kita pelajari bahwasanya tidak ada keuntungan dari membalas celaan atau hinaan orang yang tidak menyukai kita. Sejatinya, hal tersebut hanya mengundang perdebatan yang tujuannya untuk menjatuhkan diri kita saja. Oleh karena itu, selama celaan tersebut tidak membahayakan keselamatan diri maka diam adalah langkah paling baik yang bisa dilakukan.

Related Articles

Back to top button