Hikmah Utama dari Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan

Tak terasa, hampir genap tiga puluh hari kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Hal tersebut menandakan bahwa sejatinya tubuh kita telah terbiasa dengan kewajiban tersebut. Organ-organ fisik kita tak lagi membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan ibadah puasa. Bahkan bisa dikatakan bahwa saat ini tubuh kita berada dalam performa terbaiknya akibat kewajiban yang di jalankan. Meski demikian, hendaknya hati dan pikiran kita juga sebaiknya memeroleh dampak baik dari kebiasaan berpuasa.
Terkait hal ini umat Islam biasanya memiliki tujuan tersendiri dari ibadah yang dijalankan ini. Ya, puasa di bulan Ramadhan sebaiknya mampu menjadi penyebab kita semakin bertakwa pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an bahwasanya Allah berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” [Al Baqarah/2 : 183]
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-Nya menjalankan ibadah puasa agar menjadi hamba yang bertakwa. Takwa sendiri mengandung makna sebagai upaya untuk menjalankan segala perintah Allah dan senantiasa menjauhi diri dari segala hal yang dilarang-Nya. Hal tersebut sejatinya memiliki pemikiran yang berbanding lurus dengan tuntutan puasa. Ya, saat berpuasa kita diwajibkan menahan diri dari segala hal yang membatalkan mulai dari makan, minum, amarah, hingga syahwat.
Kewajiban ini jika dijalankan setiap harinya pasti bisa menawarkan dampak yang baik bagi diri kita. Tepat sekali, setiap harinya kita akan mulai terbiasa dengan kewajiban tersebut. Bagi beberapa orang yang menjalankannya dengan keimanan pada Allah, hal ini bahkan sama sekali tidak terasa layaknya sebuah kewajiban melainkan jati diri yang sebenarnya. Dari sinilah awal mula sifat takwa lahir dalam diri seseorang yang telah terbiasa berpuasa. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk dapat menjaganya meski Ramadhan telah usai.