Sedekah

Pelajaran Baik dari Sedekah: Menghindari Sifat Riya’

Sedekah adalah salah satu perbuatan mudah berbuah pahala yang mampu mengajari kita banyak hal. Tak hanya sebagai upaya meneladani kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saja, sedekah juga dapat melatih diri kita untuk tidak takut miskin dan begitu mencintai dunia. Namun, sejatinya ada makna yang lebih utama dibanding hal-hal tersebut yakni kenyataan bahwa kebiasaan bersedekah mampu mengajari kita untuk menghindari sifat riya’.

Sebagaimana dalam Al – Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala befirman,

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah [2] : 262)

Ayat di atas menjelaskan tentang salah satu kebaikan bersedekah yang bisa didapatkan oleh seseorang. Ya, berbagi dengan orang lain hendaknya harus dilakukan dengan ikhlas. Guna mencapai pahala yang besar, kita patut berusaha untuk tidak mengingat – ingat kembali sedekah yang telah dikeluarkan. Bahkan sangat tidak dianjurkan untuk menyebut – nyebut infak yang telah diberikan. Bukan tanpa alasan, pasalnya hal tersebut tentu saja bisa menyakiti perasaan orang yang menerimanya.

Maka dari itu, bagi orang yang sudah terbiasa sedekah tentu pemahaman seperti ini sudah sangat ia mengerti. Kelak, ia akan terbiasa untuk bisa melupakan hal apa saja yang telah dikeluarkan dengan tujuan pemberian. Dari sinilah kita dapat mengambil pelajaran untuk bisa menghindari sifat riya’. Begitulah sejatinya hikmah dari sedekah. Konsep utamanya adalah ketulusan dan keikhlasan. Oleh karena itu, tidak jarang kita menemui seseorang dengan kebiasaan bersedekah menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

Related Articles

Back to top button