Yatim dan Dhuafa

Dapatkan Pahala Jihad, Ini 2 Keutamaan Lain Peduli Orang Miskin

Ketabahan rakyat Palestina di tengah kesulitan yang mereka alami saat ini menggugah hati penduduk bumi. Terutama bagi umat manusia yang selama ini dibohongi perlahan seolah telah menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Alih-alih termakan hasutan para zionis, terkini begitu banyak non-Muslim yang mulai tertarik mendalami agama Islam. Sementara, bagi yang telah menjadi Muslim gelora untuk melaksanakan jihad semakin tinggi. Banyak di antara umat Islam yang kini sangat ingin agar dapat mendedikasikan diri untuk membantu meringankan beban rakyat Palestina.

Meski pun kita dianjurkan untuk ikut meredakan kesulitan saudara seiman, perlu dipahami bahwa pahala menjadi mujahid juga bisa didapatkan salah satunya dengan senantiasa memberi kecukupan pada orang-orang miskin. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Orang yang memberi kecukupan kepada para janda dan orang- orang miskin, maka ia seperti halnya seorang mujahid di jalan Allah atau seorang yang berdiri menunaikan qiyamul lail dan berpuasa di siang harinya.” (HR. Bukhari)

Hadist di atas menjelaskan tentang keutamaan peduli pada orang-orang miskin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para dan umatnya menyampaikan bahwa salah satu keutamaan yang bisa kita dapatkan dari upaya memedulikan orang miskin adalah pahala setara dengan seorang mujahid yang berada di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mujahid sendiri adalah seseorang yang berjihad mempertaruhkan nyawanya atau bahkan hartanya untuk dipergunakan di jalan yang diridai Allah. Orang-orang yang senantiasa memberi kecukupan pada kaum miskin akan mendapatkan pahala seperti mereka yang berjihad.

Kecukupan dalam hal ini mengandung makna bahwa seseorang menyisihkan sebagian rezekinya untuk menjamin kebutuhan sandang, papan, dan juga pangan bagi seorang miskin. Pahala dari upaya ini nyatanya tak hanya setara dengan langkah berjihad saja. Kebaikan dari perbuatan memberi kecukupan pada kaum miskin juga sama seperti orang-orang yang selalu menegakkan qiyamul lail di malam hari serta melanjutkan puasa di siang harinya. Betapa besar dan luasnya pahala yang bisa didapatkan dari perbuatan amal ini. Maka dari itu, umat Islam perlu memulai diri untuk dapat memperkaya pahala amal kebajikan meski hanya dari pemenuhan kebutuhan satu orang miskin saja. Semoga Allah membalasnya dengan pahala yang luar biasa.

Related Articles

Back to top button