Tips Mengatasi Rasa Tidak Puas yang Kerap Muncul dalam Hati

Kerap merasa tidak puas merupakan salah satu sifat alami yang ada dalam diri manusia. Hal tersebut bahkan sering kali berujung pada perasaan yang selalu ingin melebihi orang lain. Meski memang wajar terjadi, namun perasaan tidak puas dapat mengancam kehidupan seseorang apa bila tidak dapat dikendalikan dengan tepat. Beberapa orang bisa saja mudah merasa terpuruk atau bahkan melakukan hal-hal yang mengandung dosa hanya untuk mencapai hal yang diinginkannya. Pada kenyataannya, di luar sana terdapat banyak orang yang justru menginginkan keadaan hidup kita alami saat ini.
Sejatinya, hal ini dapat menjadi cara yang bisa kita manfaatkan untuk menahan diri dari keinginan melebihi orang lain. Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang dilebihkan harta dan fisiknya, maka hendaknya dia melihat orang yang ada di bawahnya.” (Shahih Bukhari 6009)
Hadist di atas menjelaskan tentang cara yang dianjurkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umat Islam untuk mengendalikan rasa tidak puas. Kepada para sahabat dan umatnya beliau menyampaikan bahwasanya umat Islam harus lebih sering memandang atau memikirkan orang-orang yang kehidupannya berada di bawah mereka. Langkah ini diyakini dapat membantu kita untuk lebih mensyukuri nikmat yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini bahkan semakin dianjurkan pelaksanaannya apa bila rasa tidak puas tersebut muncul tatkala melihat kehidupan orang lain yang dikaruniai harta dan fisik yang lebih.
Terkait hal tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk lebih sering bergaul dengan orang-orang yang tidak mampu. Tujuannya bukan hanya untuk senantiasa mensyukuri nikmat dan rahmat Allah saja tapi juga agar diri kita merasa cukup. Hal ini dilakukan pula agar kita tidak mudah terpancing untuk menjalani kehidupan yang berlebih-lebihan yang mana amat dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semoga dengan senantiasa bergaul dengan orang-orang yang berada dalam golongan tidak mampu membuat kita lebih dapat menikmati hidup dengan selalu qanaah agar dapat lebih mudah menerima ketatapan Allah Ta’ala.