Sebab Utama Mengapa Doa Tak Terkabul Jua
Sudah sewajarnya bagi seseorang untuk selalu mengharapkan agar kebaikan datang dalam hidup dan dirinya. Selain berusaha, berdoa merupakan salah satu hal yang diyakini menjadi pendukung utama dari tercapainya hal yang diinginkan. Bukan tanpa alasan, pasalnya dalam ajaran agama Islam kita diwajibkan untuk menyelaraskan antara usaha dan doa. Dengan begitu, Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat dengan senang hati dan mudah mengabulkan segala harapan hamba-Nya. Meski pun demikian, sejatinya baik upaya atau pun doa harus benar-benar dilakukan dengan niat agar Allah dapat mengabulkannya. Hal ini lantaran Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mengabulkan harapan yang lalai sekaligus tidak serius.
Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan doa kalian terkabul. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak serius.” (HR. Tirmidzi, no. 3479)
Hadist di atas menjelaskan tentang pentingnya keyakinan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar dapat mengabulkan doa dan harapan kita. Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa ketika berdoa umat Islam dilarang lalai. Bukan tanpa sebab, pasalnya keseriusan doa kita menjadi penentu bagi Allah apakah akan mengabulkannya atau tidak. Doa yang datang bersama dengan keseriusan mengindikasikan adanya besarnya rasa percaya kita pada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk bisa sesegera mungkin mengabulkannya. Hal ini juga membuktikan adanya keyakinan kita pada Allah sebagai tempat mengadu dan menggantungkan harapan.
Sebaliknya, doa yang diutarakan dengan lalai tanpa adanya ketetapan hati atas kekuasaan Allah akan sulit mencapai pengabulan. Hal ini terjadi lantaran Allah Maha Mengetahui isi hati kita yang sebenarnya. Doa tanpa keseriusan atau bahkan terburu-buru dianggap sebagai formalitas belaka. Hal ini juga mengindikasikan bahwa kita tidak sepenuhnya yakin terhadap kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal yang lebih buruk bahkan mungkin saja terjadi yakni adanya perasaan kufur terhadap nikmat yang Allah beri. Jika sudah begini, sangat penting bagi kita untuk sesegera mungkin memohon ampun pada Allah Subhanahu wa Ta’ala sekaligus memperbaiki cara berdoa kita. Tujuannya adalah agar keberkahan dapat terus hadir dalam hidup kita.