Islam dan Iman

Sebab Utama Allah Menolak Ibadah Puasa Hamba-Nya

Selain Ramadhan, bulan yang juga identik dengan anjuran puasa adalah Dzulhijjah. Bukan tanpa sebab, Dzulhijjah adalah puncak dari rangkaian ibadah haji. Tak hanya itu, bagi umat Islam yang tidak melakukan safar pun terdapat anjuran menyembelih hewan kurban. Seluruh momen ini membuat Dzulhijjah terasa sangat istimewa. Maka dari itu, untuk menghargai keistimewaannya Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-Nya agar dapat menunaikan puasa sunah selama sepuluh hari berturut-turut. Meski sejatinya puasa adalah ibadah yang tidak asing bagi umat Islam, namun masih banyak di antara kita yang belum memahami dengan tepat aturan pelaksanaannya. Hal ini tentu saja dapat membuat puasa yang dijalankan menjadi sia-sia.

Sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang berbunyi sebagai berikut ini,

Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan keji dan berbuat keji, Allah tidak butuh orang itu meninggalkan makan dan minumnya.” (Shahih Bukhari 1770)

Hadist di atas menjelaskan tentang aturan utama yang harus dipatuhi oleh umat Islam tatkala tengah menunaikan ibadah puasa. Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak membutuhkan puasa yang dijalankan hamba-Nya jika mereka tidak mampu memelihara diri dari ucapan dan perbuatan keji. Hal ini menandakan bahwa selama berpuasa sejatinya kita dilarang untuk berkata dan berbuat yang keluar dari syariat. Bukan tanpa sebab, pasalnya puasa sejatinya adalah ujian yang ditujukan untuk dapat menahan segala bentuk godaan, termasuk juga perkataan dan perbuatan yang di dalamnya mengandung dosa.

Seluruh hal tersebut harus bisa kita hindari demi memaksimalkan pahala. Maka dari itu, dibutuhkan ketetapan hati yang luar biasa untuk dapat memelihara diri dari dua perkara buruk tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan tidak akan menerima puasa yang dijalankan oleh orang-orang yang tidak peduli pada aturan ini. Umat Islam diwajibkan patuh terhadap syarat tersebut tentunya agar ibadah puasa yang dijalankan tidak sia-sia. Begitulah sejatinya cara yang sebaiknya dimanfaatkan kaum Muslimin dan Muslimat dalam menjalankan apa pun ibadah puasa yang diniatkan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan berkah dan pahala kepada kita semua yang telah tulus dan ikhlas dalam beribadah kepada-Nya.

Related Articles

Back to top button