Sebab Tertundanya Pencatatan Amal Baik yang Sering Dianggap Sepele
Sedekah kini bukan lagi perkara yang asing dalam kehidupan kita. Bukan tanpa sebab, pasalnya kemajuan teknologi membuat manusia dapat dengan mudah memeroleh informasi termasuk pula yang berkaitan dengan ilmu-ilmu keagamaan. Media sosial menjadi sarana paling sering digunakan untuk menyebarkan informasi. Maka dari itu, anjuran bersedekah kini semakin terasa akrab di telinga kita. Bahkan, banyak juga orang yang berlomba-lomba memperkaya amal saleh termasuk pula aktivitas berinfak. Meski pun demikian, sejatinya infak yang kita lakukan tidak bernilai apa-apa di mata Allah Subhanahu wa Ta’ala jika kita gemar berselisih dengan sesama.
Hal ini sebagaimana diketahui dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu yang berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau pernah bersabda:
“Seluruh amal manusia dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dua kali dalam sepekan. Yaitu pada hari Senin dan Kamis. Lalu Allah mengampuni dosa setiap hamba-Nya yang mukmin, kecuali orang yang bermusuhan. Maka dikatakan kepada mereka: tinggalkanlah dahulu kedua orang ini, sampai mereka berdamai.” (HR. Muslim)
Hadist di atas menjelaskan tentang sebab mengapa infak yang kita lakukan tidak mendapat nilai di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan bahwasanya amal manusia akan dihadapkan pada Allah dua kali setiap pekannya, yakni pada hari Senin dan Kamis. Di saat tersebut, setiap amal akan dicatat dan disimpan catatannya, lalu Allah Ta’ala memberikan ampunan pada hamba-Nya yang beramal saleh. Namun, hal serupa tidak akan menjadi hak dari orang-orang yang senang memendam masalah dan berselisih dengan sesamanya. Allah akan memerintahkan para malaikat untuk menunda pencatatan amal mereka.
Hal ini terjadi lantaran ada beberapa orang yang gemar mendiamkan orang lain saat tengah berselisih. Padahal, kita dilarang melakukan cara tersebut karena dapat merusak hubungan dengan sesama. Ketika menemukan masalah, ada baiknya umat Islam harus secepat mungkin menyelesaikannya. Tujuannya adalah agar hubungan antar sesama dapat tetap terjaga dan terpelihara. Menyimpan masalah hingga mendiamkan saudara seiman kita bukanlah hal yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan, perkara sepele ini dapat menjadi sebab dari tertundanya pencatatan amal baik kita. Tentu kita tidak ingin kehilangan pahala dari perbuatan amal yang telah dilakukan bukan? Oleh karenanya, hindari hal-hal yang menimbulkan permusuhan dengan sesama.