Pentingnya Mengetahui Kriteria yang Tepat bagi Penerima Dana Infak
Di antara banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membelanjakan harta di jalan yang diridai Allah Subhanahu wa Ta’ala, salah satunya adalah berinfak. Infak sendiri memungkinkan seseorang untuk memberikan sejumlah harta pada orang-orang yang membutuhkan sebagai bentuk bantuan yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sayangnya, pelaksanaan infak sering kali salah sasaran. Hal ini terjadi lantara kita tidak memahami dengan benar kriteria dari orang-orang yang berhak terhadap infak kita. Terkait hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjelaskan tentang golongan orang yang paling berhak terhadap harta yang kita niatkan untuk berinfak.
Hal ini sebagaimana diketahui dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Orang miskin bukanlah mereka yang berkeliling meminta-minta kepada orang banyak, lalu peminta itu diberi sesuap dua suap, atau sebutir dua butir kurma.” Para sahabat bertanya, “Kalau begitu, seperti apakah orang yang miskin itu?” Beliau menjawab: “Orang miskin sesungguhnya ialah mereka yang tidak memiliki apa-apa untuk menutupi kebutuhannya, namun keadaannya itu tidak diketahui orang supaya orang bersedekah padanya, dan tidak pula meminta-minta ke sana ke mari.” (HR. Muslim)
Hadist di atas menjelaskan tentang kriteria yang tepat dari orang-orang yang paling berhak menerima infak. Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan bahwa orang miskin termasuk dalam bagian yang berhak atas infak kita. Namun, kriteria terkait kondisi miskin sering kali salah dipahami. Rasulullah menjelaskan bahwa orang miskin bukanlah mereka yang berkeliling meminta-minta pada orang lain untuk dicukupi kebutuhannya. Sebaliknya, orang miskin adalah mereka yang benar-benar tidak memiliki apa pun untuk digunakan menyambung hidup namun tidak ada satu pun orang yang mengetahui kondisinya tersebut dengan tujuan agar orang lain membantu.
Kriteria miskin juga termasuk pula mereka yang sejatinya tidak berkecukupan namun tidak pula meminta-minta. Orang-orang seperti inilah yang harus kita ketahui keberadaannya. Mereka juga yang sangat dan paling berhak atas infak yang kita tunaikan. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi kita untuk membantu pihak yang sebenarnya paling membutuhkan. Hindari berbelas kasih pada mereka yang meminta-minta dengan tujuan agar dana infak kita dapat dialokasikan pada orang yang tepat. Tak hanya itu, kita juga dapat memanfaatkan layanan amal digital untuk membantu menyalurkan dana infak agar tersalurkan dengan benar, seperti Aksiamal yang hingga kini masih terus berupaya menjadi jembatan kebaikan bagi KaWAN yang ingin beramal.