Yatim dan Dhuafa

Mengasihi Anak Yatim Mampu Melunakan Hati Yang Keras

Sebagai seorang Muslim sudah sepatutnya kita untuk bisa selalu introspeksi diri. Hal ini dapat membantu kita untuk tetap berada di jalan yang dikehendaki oleh Allah SWT. Bahkan semakin beruntung rasanya jika kita bisa memanfaatkan waktu untuk selalu bersyukur dan belajar menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

Namun, semua itu tentu tidak semudah membalikan telapak tangan. Perbedaan kondisi masing – masing diri memengaruhi cara seseorang menjalani hidup. Ada yang mudah menerima, ada pula yang terlanjur keras hati. Oleh karena itu, dibutuhkan cara tersendiri untuk bisa mengatasi hal – hal seperti ini. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan diri mengasihi anak yatim.

Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda:

“Usaplah kepala seorang anak yatim piatu dan berilah makan orang miskin. Barangsiapa yang mengusap kepala seorang anak yatim piatu laki-laki atau perempuan karena Allah, adalah baginya setiap rambut yang diusap dengan tangannya itu terdapat banyak kebaikan, dan barang siapa berbuat baik kepada seorang anak yatim piatu perempuan atau laki-laki yang dia asuh, adalah aku bersama dia di surga seperti ini,” (H.R Abu Hurairoh r.a)

Sabda di atas sejatinya merujuk pada kondisi yang terjadi di jaman Rasul. Manakala pada saat itu datang seorang laki – laki yang mengadu pada Beliau tentang sifat keras hati yang dimilikinya. Merespon hal tersebut, Rasulullah menganjurkan ia untuk bisa membiasakan diri mengasihi anak yatim. Hal ini juga baiknya dibarengi dengan kebiasaan mengusap lembut kepala anak yatim.

Bukan tanpa alasan, pasalnya setiap helai rambut yang terkena usapan tersebut mengisyaratkan kasih sayang dan kenyamanan yang selama ini tidak didapatkan oleh yatim. Oleh karena itu, Allah SWT menghadiahi pahala bagi mereka yang melakukannya dengan hati ikhlas. Begitulah sebaik – baiknya cara agar kita bisa meninggalkan sifat keras hati.

Related Articles

Back to top button