Islam dan Iman

Memahami Hari Tasyrik dan Amalan yang Dianjurkan

Perayaan hari Idul Adha tentu saja belum usai. Bagaimana tidak? Anjuran untuk melaksanakan ibadah kurban masih diperbolehkan. Hal ini menandakan bahwa peluang untuk memeroleh pahala dari ibadah tersebut masih terbuka lebar. Namun, sejatinya ada beberapa hal yang sebaiknya sama-sama kita perhatikan. Salah satunya adalah hari-hari setelah Idul Adha yang juga merupakan saat masih diperbolehkannya pelaksanaan kurban itu sendiri. Hari-hari tersebut dikenal juga dengan hari Tasyrik. Memiliki nama tersendiri membuat kita bertanya-tanya apa yang istimewa dari hari-hari tersebut? Oleh karena itu, mari kita bahas sedikit tentang keistimewaan dari hari-hari Tasyrik.

Dari Nubaisyah Al Hudzali, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum, dan hari dzikir.” (HR. Muslim no. 1141)

Hadist di atas menjelaskan tentang hari Tasyrik menurut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kepada para sahabat dan umatnya beliau menggambarkan hari Tasyrik sebagai hari untuk makam dan minum. Hal ini mengindikasikan bahwa umat Islam dilarang untuk berpuasa selama hari-hari tersebut. Lantas, kapankah sejatinya hari Tasyrik itu? Menilik berbagai hadist, hari Tasyrik dimulai setelah tanggal sepuluh Dzulhijjah, yakni tanggal sebelas sampai dengan tiga belas Dzulhijjah. Pada tanggal-tanggal tersebut, dahulu kala di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam orang-orang yang berkurban atau pun yang menerima daging kurban sedang menjemur daging. Terkini kita mengenalnya dengan cara memasak dendeng.

Sejak saat itu sampai tanggal tiga belas Dzulhijjah, umat Islam dilarang puasa. Sebaliknya, kita dianjurkan untuk makan dan minum. Anjuran ini diberlakukan karena umat Islam juga masih diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah kurban. Tak hanya itu, di hari-hari Tasyrik umat Islam dianjurkan juga untuk memperbanyak dzikir. Salah satu dzikir yang paling sering diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama hari-hari Tasyrik adalah takbir. Lantunan takbir sangat utama apa bila dilakukan tepat setelah menunaikan shalat fardu. Inilah alasan mengapa kita masih dapat mendengarkan banyak kaum Muslimin yang tetap memeriahkan masjid dengan bertakbir selama tiga hari setelah perayaan Idul Adha.

Related Articles

Back to top button