Keutamaan Ibadah Haji Mampu Raih Jaminan Surga

Menunaikan haji merupakan salah satu bentuk ibadah yang amat didambakan oleh umat Muslim. Bukan tanpa alasan, pasalnya haji termasuk dalam salah satu rukun Islam yang sekaligus juga dianggap sebagai tonggak berdirinya iman seseorang. Maka dari itu, keinginan untuk menunaikan ibadah ini amatlah besar di kalangan umat Muslim. Meski pun demikian, tak banyak yang paham bahwa haji sejatinya bukan sekedar kewajiban bagi yang mampu saja. Terdapat rangkaian keutamaan yang apa bila didapatkan mampu memberatkan nilai pahala kebaikan bagi pelakunya. Oleh karena itu, mari kita menilik sederet keutamaan ibadah haji yang jarang sekali dibahas dan diketahui oleh banyak orang.
Salah satu di antaranya adalah jaminan Surga dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dari sahabat Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda,
“Umrah ke umrah merupakan kafarah (dosa) di antara keduanya. Sedangkan haji mabrur tiada balasan baginya kecuali surga.” (HR. Malik, Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Asbihani)
Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu keutamaan yang akan didapatkan oleh kaum Mukminin dan Mukminat yang menunaikan ibadah haji. Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada para sahabat dan umatnya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjamin Surga bagi hamba-Nya yang melaksanakan rukun Islam terakhir ini. Terkait hal tersebut, tentu banyak yang bertanya-tanya apakah jaminan Surga ini hanya akan didapatkan oleh mereka yang melaksanakan haji? Jangan berkecil hati bagi yang belum mampu melaksanakan haji. Bukan tanpa sebab, pasalnya jaminan Surga bagi para jamaah haji pun juga dibutuhkan syarat utama.
Ya, orang-orang yang dijamin Surga oleh Allah karena ibadah hajinya harus terlebih dahulu mencapai haji mabrur. Haji mabrur sendiri merupakan istilah bagi orang-orang yang ibadah hajinya diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, tentu kita tidak pernah tahu hal apa yang perlu kita lakukan agar Allah senantiasa menerima niat dan ibadah haji kita tanpa kurang satu apa pun. Perihal perkara ini, para ulama memang memiliki pendapat yang berbeda-beda. Meski pun demikian, secara garis besar seseorang mampu mencapai gelar haji mabrur apa bila ia menunaikan haji murni semata-mata sebagai bentuk ketaatan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa adanya niat sedikit pun untuk bermaksiat.
Niat bermaksiat sendiri dapat datang dari beragam hal. Beberapa di antaranya adalah perkataan yang keji dan perbuatan dosa. Maka dari itu, selama menunaikan ibadah haji kaum Muslimin dan Muslimat dianjurkan untuk dapat memelihara diri dari segala perkataan dan perbuatan buruk. Tujuannya adalah agar ibadah haji yang dijalankan dapat maksimal dan pahala yang didapatkan sesuai dengan janji yang telah Allah ucapkan, yakni jaminan Surga. Demi mewujudkan hal ini ada baiknya jika jemaah haji senantiasa fokus pada tujuan beribadah saja. Bahkan jika memungkinkan, ikhlaskan sementara segala urusan duniawi termasuk keluarga yang ditinggalkan agar rangkaian kegiatan ibadah haji dapat dilakukan dengan maksimal.