Yatim dan Dhuafa

Ketahui, Ini Dia Kelompok Penguasa di Hari Akhir

Kekuasaan menjadi salah satu hal yang sangat ingin dimiliki oleh kebanyakan manusia di dunia. Tidak jarang, demi mendapatkannya ada beberapa di antara kita yang rela menyakiti sesama atau bahkan menindas kaum yang lemah. Sungguh hal ini sejatinya bukan tujuan dari penciptaan manusia oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Umat manusia hendaknya harus saling tolong menolong. Hal ini bahkan semakin utama dilakukan pada mereka yang hidup dalam keterbatasan. Bukan tanpa sebab, pasalnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kekuasaan yang besar terhadap kaum dhuafa untuk menuntun ke Surga siapa saja yang pernah dengan ikhlas menolongnya.

Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda yang berbunyi sebagai berikut,

Pada hari kiamat kelak akan dihadapkan seorang hamba, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata lunak kepadanya sebagaimana seorang yang minta maaf kepada kawannya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku tidak menyingkirkan dunia daripadamu karena hinamu dalam pandanganKu, tetapi karena Aku telah menyediakan untukmu kemuliaan dan karunia. Keluarlah hai hambaKu ke barisan-barisan itu dan lihatlah siapa yang dahulu pernah memberi makanan atau pakaiannya kepadamu dengan ikhlas karenaKu.” Maka peganglah tangannya dan ia hakmu, maka berjalanlah ia di tengah-tengah manusia yang sedang tenggelam dalam peluhnya, lalu melihat orang yang dahulu pernah berbuat baik kepadanya, lalu dipegang tangannya dan dimasukkan ke surga.” (HR. al-Hasan)

Hadist di atas menjelaskan tentang salah satu keutamaan yang dimiliki oleh kaum dhuafa, terutama fakir dan miskin. Rasulullah berpesan pada umatnya bahwa kelak di akhirat fakir dan miskin akan diberikan kemuliaan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa kekuasaan untuk mengajak serta orang lain menuju Surga. Tentu, bukanlah orang biasa yang akan mendapatkannya.

Kekuasaan ini akan dimanfaatkan oleh kaum fakir dan miskin untuk menuntun orang-orang yang pernah melakukan kebaikan pada dirinya. Kebaikan tersebut dapat berupa banyak hal, mulai dari berbagi makanan, pakaian, perlindungan, dan jaminan kehidupan yang semuanya tentu saja harus dilakukan semata-mata karena Allah Ta’ala. Maka dari itu, berbuat baik pada kaum dhuafa hendaknya jangan ditunda-tunda.

Related Articles

Back to top button