Cara Indah Rasulullah Menghabiskan Malam-Malam Terakhir Ramadhan

Sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat utama. Nilai keutamaan yang ditawarkannya begitu besar. Lailatul Qadar menjadi salah satu sebab dari keutamaan tersebut. Banyak umat Islam yang merasa bahagia akan hadirnya Idul Fitri sekaligus bersedih hati karena harus ditinggal oleh bulan yang suci. Maka dari itu, hendaknya kita tidak begitu saja melewatkan akhir Ramadhan dengan sia-sia. Bukan tanpa sebab, pasalnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang bahkan terlah dijamin masuk Surga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap sibuk beribadah. Dari Aisyah radhiyallahu anha ia berkata,
“Rasulullah sangat bersungguh-sungguh beribadah pada 10 hari terakhir (bulan Ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut.” (HR. Muslim)
Ibadah yang dilakukan Rasulullah di akhir Ramadhan tidaklah main-main. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam begitu sungguh-sungguh melakukannya. Kesungguhan tersebut bahkan melebih ibadah-ibadah yang dilakukannya di malam lain. Beberapa amalan yang sudah pasti dilakukan Rasulullah adalah rangkaian qiyamul lail. Ibadah yang satu ini dilakukan beliau Shallallahu alaihi wa sallam dengan cara memperpanjang durasinya. Bahkan Rasulullah diketahui memperbanyak ibadah hingga semalam suntuk.
Tidak hanya itu, bersedekah juga menjadi salah satu amalan yang sering dilakukan beliau Shallallahu alaihi wa sallam selama Ramadhan. Rasulullah bahkan dikenal sebagai sosok yang paling dermawan di bulan suci. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu ia berkata,
“Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah seorang yang paling murah hatinya dengan (berbagi) kebaikan, dan beliau lebih bermurah hati (dermawan) ketika di dalam bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh Jibril Alaihissalam, dan Jibril Alaihissalam menemui beliau setiap malam dalam Ramadhan sampai berakhirnya bulan. Ia menyampaikan Al-Qur`an kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, Jika Jibril Alaihissalam menemui seorang laki-laki, maka beliau adalah seorang yang lebih bermurah hati dengan (berbagi) kebaikan dari pada angin yang berhembus.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist di atas menjelaskan tentang kedermawanan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau dikenal sebagai sosok yang paling murah hati terutama di bulan Ramadhan. Kedermawanannya ini begitu cepat melebih kecepatan angin yang berhembus. Ini menandakan bahwa sedekah di bulan Ramadhan amatlah utama. Bagaimana tidak? Bersedekah memiliki makna bahwa kita berupaya untuk menebarkan manfaat pada orang lain. Entah manfaat tersebut disalurkan melalui tenaga, pikiran, hingga harta seluruhnya akan memiliki nilai yang sangat utama. Mari ikuti langkah Rasulullah dalam memanfaatkan akhir-akhir Ramadhan.