Ancaman bagi Pengkhianat Sesuai dengan Kadar Pengkhianatannya Di Hari Kiamat

Memiliki sahabat baik mungkin saja menjadi nikmat yang luar biasa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan tanpa alasan, pasalnya melalui seorang sahabat kita dapat berbagi kebaikan dan juga pelajaran. Hal ini sangat bermanfaat untuk mendorong diri kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Namun, akibat maraknya godaan maksiat kini niat bersahabat sering kali berubah menjadi ajang untuk tampil layaknya seorang pengkhianat. Tepat sekali, demi memuluskan suatu tujuan yang sejatinya hanya sekedar bernilai nikmat duniawi semata, tak jarang orang-orang justru berlomba untuk menusuk dari belakang. Tentu saja, perbuatan buruk ini bukanlah hal yang dapat kita banggakan di akhirat kelak. Bukan tanpa sebab, pasalnya orang-orang yang di dalam hatinya memiliki niat mengkhianati akan diberikan balasan yang amat memalukan di akhirat.
Hal ini sebagaimana diketahui dalam suatu hadist bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda,
“Bagi setiap pengkhianat akan diberikan bendera pada hari kiamat yang ditegakkan sesuai kadar pengkhianatannya.” (Shahih Bukhari 2950)
Hadist di atas menjelaskan tentang ganjaran yang akan diterima oleh orang-orang yang gemar berkhianat. Kepada para sahabat dan umatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa para pengkhianat di dunia kelak akan menerima bendera di hari Kiamat yang ditegakkan sesuai dengan kadar pengkhianatannya masing-masing. Semakin besar kadar pengkhianatannya, maka bendera yang berkibar tersebut juga akan semakin besar. Adanya bendera ini dapat dipahami sebagai tanda pengenal yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya yang gemar merugikan orang lain di dunia. Tanda pengenal ini tentu saja akan memberikan kemudahan bagi Allah dalam melakukan hisabnya kepada orang tersebut.
Maka dari itu, umat Islam dilarang keras melakukan hal-hal yang mampu mendatangkan kerugian pada sesama. Berkhianat kepada teman sejawat tak sekedar menjadi aib yang akan dibuka Allah Ta’ala di akhirat kelak. Perbuatan mengkhianati mampu memberatkan timbangan dosa di akhirat. Hendaknya umat Islam harus mampu menjauhkan diri dari berbagai hal yang bisa mendatangkan kerugian pada orang lain. Terutama jika kerugian tersebut berpeluang menimpa sahabat kita, tentu sudah sepatutnya bagi kita untuk dapat membantunya agar dapat menghindari kerugian ini. Semoga dengan begitu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberkahi hubungan para sahabat dengan senantiasa memperluas rezeki mereka dan memanjangkan umurnya.