3 Adab Berdzikir yang Perlu Dipahami Agar Allah Menerima dengan Senang Hati
Berzikir adalah langkah yang dapat dilakukan oleh umat Islam untuk senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meski sejatinya kita telah diwajibkan untuk menunaikan shalat fardu lima waktu, namun zikir dianggap sebagai bukti adanya upaya mengingat sekaligus perasaan butuh antara seorang hamba terhadap Rabb-Nya. Bukan tanpa alasan, pasalnya zikir menawarkan berbagai keutamaan yang sejatinya sangat sayang bila dilewatkan begitu saja. Terutama ketika kita tengah sibuk bekerja keras mencari nafkah, kerelaan waktu dan pikiran untuk mengingat Allah menandakan bahwa kehadiran Allah lebih utama dalam hidup kita dibanding dengan urusan dunia.
Namun, agar zikir yang kita lakukan mencapai kesempurnaan lagi maksimal pahalanya, sejatinya terdapat adab-adab yang perlu kita perhatikan dalam berzikir. Hal ini sebagaimana diketahui dalam al-Qur’an bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang berbunyi sebagai berikut ini,
“Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.” (QS. Al-‘Araf: 205)
Ayat di atas menjelaskan tentang adab-adab berzikir yang wajib diketahui oleh umat Islam sesuai dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adab pertama berkaitan erat dengan perasaan takut pada Allah sekaligus adanya rasa rendah hati. Ketakutan kita pada Allah Subhanahu wa Ta’ala membuktikan bahwa kita mengakui Allah Maha Kuasa. Tak hanya itu, hal ini juga mengindikasikan bahwa kita paham Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu mengawasi kita. Inilah mengapa zikir menjadi perisai paling tepat bagi seorang Mukmin untuk menjaga diri dari hal-hal terlarang. Bahkan, perasaan takut dan rendah hati kepada Allah yang kita selipkan ketika berzikir juga menjadi sebab dari terpeliharanya diri kita.
Selanjutnya, adab berzikir kedua adalah tidak mengeraskan suara. Kita semua sepakat dan sangat memahami bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui dan Maha Mendengar. Dia tidak seperti manusia yang membutuhkan suara untuk menerima informasi. Oleh karena itu, zikir tidak wajib bahkan disarankan untuk memanfaatkan suara lirih atau tidak sama sekali. Hal ini lantaran Allah lebih menyukai zikir yang selalu terlaksana dalam hati dan pikiran meski sejatinya sang hamba sedang melakukan pekerjaannya. Ini menandakan bahwa ia selalu berusaha untuk mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala kapan dan di mana pun. Zikir seperti inilah yang mendapat perhatian Allah.
Terakhir dan tak kalah penting, zikir juga sebaiknya dapat dirutinkan pada pagi dan petang hari. Bukan tanpa alasan, pasalnya zikir pada pagi hari menandakan bahwa kita berusaha mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika hendak memulai kegiatan. Sementara zikir pada petang hari menandakan kita juga mengingat Allah ketika telah menyelesaikan kegiatan. Kedua zikir ini menjadi bukti dari rasa syukur kita pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tak hanya itu, para malaikat pun akan senantiasa menjadi saksi dari setiap zikir manusia yang terdengar setiap pagi dan petang hari. Itulah beberapa adab berzikir yang perlu diketahui dan dilakukan. Semoga Allah senantiasa menerima zikir kita bersama, aamiin aaamiin yaa robbal alamin.